Assalamu'alaikum...
Ada kabar gembira,,,, bagi sobat-sobat semua yang ingin memesan buku bahasa arab seperti kitab tasawuf, fiqih, hadits, tafsir, filsafat, qonun, kedokteran, geografi, sejarah dll, silahkan pesan sekarang, tinggal buka saja link ini: Toko Buku Online - Buku Bahasa Arab Terlengkap..!!!

Kamis, 11 Agustus 2011

Diabetes melitus (DM)/ Kencing Manis

Apakah yang disebut dengan diabetes ?
Diabetes adalah gangguan metabolisme yang disebabkan karena ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk mempergunakan insulin secara efektif (Insulin resistance atau resistensi insulin).

Apakah insulin itu ? Dan apa fungsinya ?
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Hormon ini berfungsi membantu sel-sel mengolah glukosa dalam darah menjadi energi, sehingga glukosa darah selalu berkisar pada kadar normal (Gula darah puasa 60-140 mg/dl atau gula darah 2 jam setelah puasa 140-200 mg/dl).

Pankreas
Pankreas adalah kelenjar liur dan organ limfatik yang paling besar yang terletak di dalam perut bagian belakang. Berfungsi sebagai penghasil enzim pencernaan dan hormon, antara lain insulin.



Klasifikasi
Secara garis besar, Diabetes dapat digolongkan sebagai :
1. Diabetes Mellitus
1.1. Tipe I ( tergantung insulin )
1.2. Tipe II ( tidak tergantung insulin )
1.2.a. Dengan kelebihan berat badan (kegemukan atau obesitas)
1.2.b. Tanpa disertai obesitas
2. Gangguan toleransi glukosa
3. Diabetes kehamilan (Gestasional DM)


Penyebab Diabetes Mellitus
• DM tipe I (IDDM)
Disebabkan oleh proses autoimun, yang menyebabkan kerusakan sel beta pankreas.
Risiko terkena IDDM meningkat pada :
- Infeksi virus terhadap sel beta pankreas
- Laki-laki (meningkat 4 kali lipat)
- Environmental : racun tikus, konsumsi susu sapi pada usia dini
- Insulinitis (radang sel-sel pankreas)

• DM tipe II (NIDDM), disebabkan oleh :
- Kelainan genetik yang mengakibatkan kelainan sel beta pankreas dalam menghasilkan insulin maupun kerja insulin dalam berikatan dengan reseptor.
- Resistensi insulin
- Environmental : obesitas

Gejala Klinis Diabetes Mellitus
TRIAS :
1. Polidipsia (Rasa haus yang berlebihan)
2. Polifagia (Rasa lapar dan keinginan untuk makan terus menerus)
3. Poliuri (Buang air kecil terus-menerus, terutama malam hari)

Lain lain :
1. Penurunan berat badan, yang tidak sesuai dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi.
2. Rasa lemah, lemas dan mengantuk
3. Luka sulit sembuh
4. Gangguan penglihatan, mulai dari pandangan buram, katarak dini hingga kebutaan.
5. Kelainan ginjal dan jantung
6. Gangguan saraf, seperti rasa gatal tanpa sebab, kesemutan, mati rasa, impotensi, dll.
7. Mudah terkena infeksi, terutama pada alat kelamin, serta penyakit jamur

Patofisiologi penyakit
Pasien Diabetes Mellitus tipe II memiliki 2 kelainan fisiologis, yaitu kelainan dalam proses menghasilkan insulin dan ketidakmampuan organ dalam menggunakan insulin yang dihasilkan.

Secara klinis, perjalanan penyakit Diabetes terbagi menjadi 3 fase:
Fase pertama tidak menunjukan peningkatan gula plasma darah, ini disebabkan oleh karena jumlah insulin meningkat.
Fase kedua, resistensi insulin memburuk. Ditandai dengan peningkatan gula darah 2 jam paska puasa walaupun kadar insulin meningkat.
Fase ketiga, kadar insulin menurun meskipun resistensi insulin tidak berubah dan menyebabkan peningkatan gula darah puasa dan pada akhirnya menimbulkan gejala Diabetes.

Secara hipotesis, terjadinya Diabetes Mellitus berkaitan erat dengan peningkatan asupan atau penyerapan lemak, dan dapat diterangkan sebagai berikut :


Terjadi peningkatan penyerapan lemak di saluran cerna

Menyebabkan pengolahan lemak di hati meningkat

Transportasi lemak (via VLDL) ke seluruh tubuh meningkat

Cadangan lemak di otot meningkat

Pengolahan lemak menjadi energi (Oksidasi lemak) meningkat

Pengambilan glukosa sebagai sumber energi berkurang

Pengolahan glukosa berkurang

Glukosa darah meningkat

Timbul gejala Diabetes


Komplikasi Diabetes Mellitus
Komplikasi Diabetes Mellitus terbagi menjadi :
• Komplikasi jangka pendek (Akut)
• Komplikasi jangka panjang (Kronis)

Komplikasi akut mencakup :
1. Koma hipoglikemia – koma karena gula darah terlalu rendah, umumnya karena penderita mengkonsumsi obat tanpa disertai makan (puasa / tidak makan) atau makan terlalu sedikit.
2. Ketoasidosis – kelebihan benda-benda keton (keton adalah hasil sisa metabolisme asam lemak yang tidak sempurna).
3. Koma hiperosmolar – umum terjadi pada NIDDM. Koma yang terjadi karena dehidrasi pada pasien dengan keadaan tertentu yang menyebabkan penderita tidak dapat minum padahal buang air kecil dilakukan terus menerus.

Komplikasi kronis mencakup :
1. Mikroangiopatia, kelainan pada pembuluh darah yang kecil dan halus – menyebabkan kelainan pada mata dan ginjal
2. Makroangiopatia, kelainan pada pembuluh darah besar – menyebabkan timbulnya kelainan pada jantung dan otak serta penyembuhan penyakit.
3. Neuropatia – gangguan saraf
4. Gabungan beberapa komplikasi (contoh: impotensi, keguguran berulang, diabetic foot, dll)

Penanganan Diabetes Mellitus
1. Menetapkan gula darah
Uji gula darah sangat penting untuk dilakukan secara teratur setiap 3 hingga 6 bulan sekali, untuk mengetahui apakah terapi yang diberikan dokter berhasil dengan baik atau kurang memuaskan.

Test yang perlu dilakukan antara lain adalah :
- Uji gula darah sewaktu – uji gula darah yang diambil sewaktu-waktu tanpa perlu didahului puasa. Kurang memuaskan dan kurang adekuat untuk menentukan kadar gula darah sesungguhnya.
- Uji gula darah puasa
- Uji gula darah 2 jam setelah puasa

2. Merencanakan program diet bersama ahli gizi
Program diet tersebut mencakup pengaturan jumlah kalori (terdiri dari karbohidrat dan lemak) dan protein yang boleh dikonsumsi penderita, serta bagaimana mengatur dan memperoleh berat badan ideal serta menjaga keseimbangannya.
Merupakan bagian terpenting dalam penanganan Diabetes Mellitus, karena diet yang baik dapat menunda komplikasi. Diet karbohidrat berguna untuk mengatur kadar gula darah plasma. Diet rendah lemak mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi kardiovaskular, dan diet rendah protein dapat menunda terjadinya komplikasi ginjal.

3. Olah Raga
Terutama sangat berguna pada penanganan pasien Diabetes Mellitus tipe II (tidak tergantung insulin). Olah raga memperbaiki sirkulasi / peredaran darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, serta memperbanyak penggunaan gula darah (Ingat catatan di atas – gula darah diolah menjadi energi). Untuk penderita Diabetes Mellitus, olah raga yang paling dianjurkan adalah olah raga atletik seperti jalan kaki, lari dan bersepeda.

4. Obat-obat penurun gula darah
Digunakan jika dengan diet dan olah raga saja, gula darah tetap tidak berkurang atau berada di atas kadar normal. Umumnya dokter memberikan lebih dari satu macam obat.
Obat-obat yang sering digunakan adalah obat dari golongan Sulfoniluria dan Metformin. Masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri.

5. Insulin
Insulin adalah alternatif terakhir pada penanganan Diabetes Mellitus. Dokter memberikan injeksi insulin dengan memperhitungkan jumlah gula darah, asupan karbohidrat, energi yang digunakan, berat badan serta faktor-faktor lain seperti kehamilan, menyusui, usia lanjut, keadaan demam dan adanya penyakit penyerta.

Catatan : Apapun jenis obat dan terapi insulin yang dipergunakan pasien, harus dipergunakan sesuai anjuran dokter agar tidak terjadi hipoglikemia (gula darah berada di bawah batas normal).

Kelainan Mata Akibat Diabetes


Penderita Diabetes selalu berisiko menderita gangguan penglihatan, dari gangguan yang ringan hingga kebutaan. Gangguan yang terjadi berupa retinopatia, glaukoma dan katarak.

Diabetes retinopati
Retina adalah jaringan lunak pada bagian belakang mata yang terdiri dari saraf, pembuluh darah dan sel-sel yang berfungsi menerima rangsang cahaya dan mengirimkannya ke sel otak. Pada penderita diabetes, terjadi kekakuan dan penyempitan pembuluh darah. Sebagai usaha untuk memperbaiki sirkulasi, tubuh kemudian membentuk pembuluh darah baru. Sayangnya, pembuluh darah baru ini tersusun tidak beraturan serta rapuh, sehingga mudah berdarah. Darah ini yang kemudian menghalangi cahaya untuk dapat mencapai retina, dan dengan demikian menyebabkan gangguan penglihatan.

Glaukoma
Terjadi karena peningkatan tekanan dalam bola mata. Tekanan ini kemudian menekan dan melukai saraf mata, menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Katarak
Katarak adalah kekeruhan lensa mata (perkabutan). Pada diabetes disebabkan oleh pengendapan zat gula pada lensa mata.

Pemeliharaan mata untuk menghindari kebutaan
• Periksakan diri secara teratur pada dokter mata
• Usahakan untuk menjaga kadar gula darah pada kadar normal
• Usahakan untuk menjaga tekanan darah pada keadaan normal (antara 90/50 mmHg hingga 130/80 mmHg)
• Waspada terhadap segala perubahan penglihatan, seperti : pandangan kabur / buram, penglihatan ganda, rasa nyeri pada mata, rasa tertekan pada bagian dalam bola mata, gangguan dalam membaca, mata merah yang tidak kunjung sembuh, perasaan seperti melihat benda melayang dan gangguan penglihatan bagian tepi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar