Ide menulis ini tertuang akibat tingkah keburukan saya yang di bahas pas PBL kasus "Remaja Kabur Dari Rumah" isi kasus tersebut hampir mirip dengan apa yang selama ini saya alami. Awalnya begitu amat senang ketika memulai PBL baru dengan materi yang baru. Tapi sayang ketika PBL itu berjalan semua anak2 malah bukannya diskusi mereka juga sambil mengejek ku seakan aku ini orag gila yang kuliah di fakultas kedokteran T.T ya tuhaaaaaaaaaaaaaaaaaaan aku bad mood sekali pas itu,,,, udah ah jangan panjang2 sekarang kita shering saja sesuai judul yukkkk
Makin banyaknya riset mengenai efek sosial media terhadap interaksi antarmanusia telah mengungkapkan adanya perkembangan perilaku antisosial, narsisme dan karakter merusak lainnya.
Pengguna internet seperti kecanduan akan Facebook. Menurut data yang dirilis SocialHype dan OnlineSchools.org pada akhir 2010 lalu, setidaknya 71 persen pengguna internet aktif di Facebook. Sekitar 48 persen pengguna kelompok usia 18-34 tahun mengecek Facebook saat bangun tidur, dan 28 persen mengecek lewat ponsel pintar sat akan tidur.
Jumlah “like” pada 2010 meningkat hingg 1131,9 persen dan 57 persen orang mengaku lebih banyak berbicara di dunia maya daripada di dunia nyata.
Menurut studi terbaru yang dilakukan profesor psikologi di California State University, Larry Rosen, kecanduan semacam ini akan menimbulkan gangguan psikologis pada remaja.
Dalam presentasinya yang berjudul “Poke Me: How Social Network Can Both Help and Harm Our Kids”, Rosen berbicara mengenai hasil penemuannya di Konfensi tahunan Asosiasi Psikologis Amerika yang berdasarkan sejumlah survei berbasis komputer ke 1000 remaja perkotaan dan juga observasi selama 15 menit pada 300 anak saat belajar.
Beberapa efek negatif yang disampaikan Rosen adalah:
- Berkembangnya sifat narsis pada remaja yang sering menggunakan Facebook
- Adanya gangguang psikologis yang berujung pada perilaku antisosial, mania dan kecenderungan melakukan kekerasan
- Sering absen di sekolah karena mengalami penyakit sakit perut, gangguan tidur, depresi pada remaja yang kecanduan menggunakan banyak perangkat teknologi dan fitur di dalamnya, termasuk Facebook dan video game.
- Nilai yang didapatkan remaja seperti ini cenderung lebih rendah dibandingkan teman sekelasnya di sekolah menengah dan menengah atas. Ini terjadi pada remaja yang mengecek Facebook k15 menit sekali.
- Mereka juga mempunyai minat membaca yang kurang dibandingkan teman sebayanya.
Tentu saja tidak semua bersifat negatif, ada satu hal menarik temuan Rosen: apa yang dia sebut simpati virtual. Menurut Rosen, simpati biasaya berupa aktifitas afeksi yang ditunjukkan seseorang secara langsung seperti memeluk, ekspresi wajah dan kata-kata yang menghibur.
Para remaja yang kecanduan ini ternyata bisa mengembangkan simpati virtual di Facebook dan teman-teman Facebooknya juga merespon dengan positif. Perilaku seperti ini dapat terbawa dalam kehidupan sehari-hari si remaja dan dampaknya positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar